You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Wlahar
Desa Wlahar

Kec. Rembang, Kab. Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah

Tradisi Ruwat Bumi Desa Wlahar

Administrator 08 Agustus 2023 Dibaca 395 Kali

             Tradisi kebudayaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dari masa ke masa dan tidak akan pernah putus dari generasi ke generasi. Tradisi budaya diperkenalkan secara turun-temurun dari orang tua ke generasi muda, selain bertujuan agar budaya di suatu wilayah tidak punah, tradisi budaya ini memiliki tujuan agar generasi muda di suatu desa mengenal tradisi di desa mereka sendiri, dan diharapkan kelak mereka akan menjadi penerus tradisi budaya tersebut. Tradisi budaya di tiap wilayah tentunya berbeda-beda, karena penutur budaya di tiap wilayah di Indonesia tentu memiliki pola pikir dan kepercayaan yang berbeda pula. Namun, tradisi budaya di zaman sekarang ini bisa dikatakan terancam punah, alasan pertama karena generasi muda yang sudah berkembang mengikuti zaman dan sudah bergaya modern sehingga tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan yang dianggap kuno. Kedua, karena tradisi budaya biasanya masih kental di wilayah pedesaan, sementara sekarang ini banyak sekali anak muda di desa yang merantau ke kota lain, sehingga mereka tidak bisa berpartisipasi dalam kegiatan tradisi budaya di wilayah mereka masing-masing. Salah satu tradisi yang rutin dilakukan di wilayah Desa Wlahar adalah ruwat bumi, ruwat bumi sudah menjadi tradisi di seluruh Wilayah Jawa khususnya Jawa Tengah. Ruwat bumi selalu disandingi dengan pertunjukkan kebudayaan seperti wayang kulit, ebeg, dan calung. Setiap wilayah memiliki ciri khas ruwat bumi masing-masing, namun ada wilayah yang memiliki pantangan seperti tidak boleh mengadakan pertunjukkan wayang atau ebeg karena jika diadakan dipercaya akan mendatangkan hal buruk.

 


                              Gambar 1. Pertunjukan Wayang dalam Ruwat Bumi

Gambar 2. Penyerahan Wayang sebagai simbolis dimulainya pertunjukan wayang kulit

                   Desa Wlahar merupakan desa yang masih kental dengan tradisi budayanya, warga Desa Wlahar rutin mengadakan bermacam-macam kegiatan tradisi budaya yang telah dilakukan sejak dulu. Salah satu tradisi budaya yang baru saja diadakan di Desa Wlahar adalah tradisi ruwat bumi, diadakan setahun sekali di bulan Suro, tradisi ini baru saja diselenggarakan pada hari Kamis, 27 Juli 2023 di depan Balai Desa Wlahar. Ruwat bumi merupakan adat istiadat warga desa Wlahar, karena mayoritas mata pencaharian warga Desa Wlahar adalah petani dan berladang, jadi mereka menganggap bahwa ruwat bumi adalah kegiatan yang harus dilakukan sebagai bentuk tasyakuran sekaligus agar para petani dan perkebunannya diayomi oleh leluhur. Ruwat bumi dipercaya dapat membawa berkah dan mengusir segala penyakit dan hama yang dapat menyerang perkebunan warga Desa Wlahar, “Ruwat bumi adalah tasyakuran warga Desa Wlahar yang bertujuan agar petani diayomi dan dibantu oleh leluhur sehingga hasil perkebunan mereka mendapat hasil yang lebih banyak dari sebelumnya dan tanamannya selalu terlindungi dari penyakit dan hama, karena pernah sekali tidak dilakukan ruwat bumi, alhasil padi milik warga terserang penyakit.” Kepala Desa Wlahar, Ali, S.H. Ruwat bumi di Desa Wlahar disandingi dengan pertunjukkan wayang kulit oleh Dalang Ki Tejo Gubrak dan diiringi oleh grup gamelan Mudha Budaya. Namun, sebelum wayang dimulai terdapat sesi acara santunan untuk anak yatim desa Wlahar, santunan tersebut diberikan oleh Kepala Desa Wlahar, Ali, S.H. Pertunjukkan wayang kulit dilakukan semalam suntuk, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, S.E., B.Econ, M.M. menghadiri pertunjukkan tersebut dan memberi sambutan kepada warga Desa Wlahar yang sangat antusias menonton wayang kulit. Di samping itu, di tiang depan panggung wayang kulit diikatkan hasil tanam warga desa Wlahar seperti padi, jagung, kelapa, singkong, dan pisang. Hal tersebut mengandung makna tersirat yaitu agar hasil tanam di kidung pada saat pagelaran wayang dimulai, warga desa Wlahar percaya jika perkebunan warga akan terhindar dari penyakit dan hama serta nantinya hasil panen akan lebih banyak dari sebelumnya.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image